Pacaran menjadi sesuatu yang lumrah di akhir zaman ini. Bahkan, ada ungkapan jomblo ngenes bagi mereka yang tidak memiliki pacar. Mereka dianggap kaum terbelakang, tidak gaul, dan layak mendapatkan julukan mengenaskan (ngenes).
Padahal, pacaran disepakati sebagai perbuatan dosa yang mengantarkan seseorang menuju zina. Bahwa zina tak boleh didekati, sedangkan berpecaran tak ubahnya membuka sebanyak-banyaknya pintu menuju pacaran. Mulai dari zina melalui hati, mata, sentuhan kulit, hingga bercinta selayaknya suami istri.
Bagi laki-laki Muslim atau wanita Muslimah, hendaknya memperhatikan hal ini dengan baik. Jangan coba-coba menikahi wanita atau dinikahi oleh laki-laki yang pernah berpacaran jika dia tidak sungguh-sungguh bertaubat dengan menyesali kekeliruan dan kehendak yang besar untuk memperbaiki diri. Pacaran bukan soalan ringan. Ianya bisa memicu lahirnya masalah yang serius dalam rumah tangga yang Anda jalani kelak.
“Laki-laki Muslim,” nasihat Drs Muhammad Thalib, “sebaiknya berhati-hati terhadap perempuan yang pernah berpacaran atau gemar berganti pacar.” Alasannya, lanjut beliau dalam Menuju Pernikahan Islami, “Perempuan yang pernah berpacaran pernah mengenal kemesraan dengan laki-laki lain, sehingga hatinya tidak polos dan tidak bersih lagi.”
Perempuan-perempuan yang memiliki kenangan masa lalu dengan laki-laki lain, akan bermasalah ketika mendapatkan kemesraan dan perhatian dari suaminya. “Saat bercengkerama dengan suaminya, hati dan angannya tidak sepenuhnya tertuju kepada suaminya.”
Betapakah ini sangat menyakitkan bagi Anda, para lelaki? Anda menghidupinya, bekerja untuknya, bahkan mengerahkan kemampuan terbaik agar dia hidup dalam kelayakan. Akan tetapi, angan, hati, dan perasaannya sibuk dengan laki-laki lain yang pernah berinteraksi dengannya sebagai pacar.
Anda, dengan seluruh perjuangan yang dilakukan, tak lebih berharga dari dia yang jauh. Hanya karena istri Anda beranggapan bahwa pacarnya yang dulu, mungkin lebih baik dalam memperlakukan dia jika menjadi istrinya.
“Ia akan membandingkan sentuhan kemesraan pacarnya yang dulu dengan suaminya sekarang.” Pungkas beliau dengan nada mengkhawatirkan, “Keperawanannya juga dipertanyakan karena tidak bisa dipastikan sejauh mana dia berhubungan dengan pacarnya.”
Hal ini berlaku juga untuk wanita yang memutuskan mau dinikahi oleh laki-laki yang pernah atau sibuk berganti pacar.
Anda siap menanggung kemungkinan ini? Anda siap dibandingkan? Anda siap diselingkuhi? Belum lagi kemungkinan lain bahwa pasangan Anda itu sudah disentuh bahkan dinikmati atau menikmati pacarnya. Na’udzubillah.
Wallahu a’lam