Seorang dokter di India, R.K. Gupta, ditahan polisi. Dokter berusia 59 tahun itu dinilai bersalah dalam kasus tubektomi massal di wilayah Bilaspur yang menyebabkan tewasnya 13 perempuan.
Dikutip Dream dari Time, Jumat 14 November 2014, Gupta melakukan operasi terhadap 83 perempuan dalam rentang waktu enam jam pada Sabtu pekan lalu. Sebanyak 13 perempuan di antaranya meninggal setelah melakukan proses operasi sterilisasi. Gupta pun diangap bersalah dan ditangkap pada Rabu malam.
"Ini bukan salah saya, pemerintah memaksa saya untuk memenuhi target," kata Gupta dikutip oleh media India. Dokter menyebut kematian para perempuan yang ikut dalam seterilisasi itu disebabkan oleh obat-obatan yang diberikan setelah operasi.
Pemerintah India memang tengah menggencarkan program pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk India mencapai 1,25 miliar jiwa. Menjadi yang terbesar ke dua setelah China. Sehingga, pemerintah India menggencarkan program pengendalian, semacam keluarga berencana.
Sterilisasi merupakan cara populer di India untuk mencegah ledakan jumlah penduduk. Didorong oleh insentif dari pemerintah, warga India berbondong-bondong melakukan operasi. Tercatat, 4 juta orang melakukan sterilisasi, kebanyakan dari mereka adalah perempuan.
Banyak perempuan India mendapat insentif sebesar US$ 23 atau sekitar Rp 275 ribu setelah melakukan operasi sterilisasi. Petugas kesehatan pun mendapat insentif –meski lebih sedikit– jika berhasil membawa perempuan melakukan operasi sterilisasi. (Ism)