Menjadi seorang TKW seperti menghadapi dilema yang tak kunjung selesai. Di satu sisi keadaan ekonomi keluarga tidak cukup menopang hidup, di sisi lain tentu tidak ada kerelaan dari sang suami dan anak untuk melepas sang istri dan ibu ini untuk bekerja ke luar negeri. Namun karena hidup terus berjalan, maka tak ada jalan lain, akhirnya pilihan jatuh dengan mantap menjadi seorang TKW. Walaupun akan merasakan rindu luar biasa, namun ekonomi keluarga akan terselamatkan.
Sebulan dua bulan pertama semuanya lancar, entah itu komunikasi atau kiriman uangnya. Namun setelah bertahun-tahun, perlahan sang istri pun mulai berubah. Mulai jarang lagi menghubungi bahkan sudah tidak pernah lagi pulang apa lagi mengirim uang bulanan seperti biasanya.
Kisah ini sangat mirip seperti yang dialami Kariman. Pria ini sudah tidak mendengar kabar istrinya, Mariati, yang seorang TKW di Hongkong sejak 5 tahun lalu. Bahkan parahnya, ia juga mendapatkan sebuah
surat hutang atas nama istrinya. Rumah tangganya pun terancam buyar dan sang anak bernama Cindi juga sudah mulai muak dengan sang ibu. Bagaimana kronologinya? Berikut ulasannya.
Kariman Awalnya Berat Memberi Izin Kepada Mariati
Kariman, pria asal kabupaten Malang ini bisa dibilang hidupnya cukup, walaupun sangat pas-pasan. Namun sebagai wanita yang masih muda, Mariati pun tidak sanggup jika hidup seperti ini. Ia masih membutuhkan uang lebih untuk membeli pernak pernik yang tak mudah dicukupi Kariman. Hingga akhirnya tercetus wacana ingin jadi TKW saja agar bisa bantu-bantu ekonomi keluarga.
Kariman pun sebenarnya berat untuk mengizinkan sang istri pergi. Namun, ia menyadari jika dirinya memang tak sanggup untuk mencukupi kebutuhan lain Mariati. Dengan berbekal keyakinan jika dengan berangkatnya sang istri ekonomi keluarga akan mampu bertahan, akhirnya Kariman pun mengizinkannya.
“Saya terpaksa menandatangani surat izin ke Hongkong karena ekonomi saya benar-benar tidak bisa naik lagi. Lha bagaimana, kalau saya tidak memberi izin tapi saya sendiri tidak bisa mencukupi keinginan istri. Sebenarnya penghasilan saya sudah cukup untuk kebutuhan sehari-hari, tapi Mariati keinginannya selalu lebih,” ungkap Kariman.